Saat membaca kitab Adab Thalibil 'Ilmi, karya Dr. Anas Ahmad Karzun حفظه الله, saya sempat berfikir sejenak.
Sebab, salah satu adab penuntut ilmu adalah توقير العلماء ومجالس العلم (Memuliakan Ulama dan Majelis Ilmu).
Namun, yang membuat saya terhenti sejenak adalah mengapa beliau menyebutkan ayat ini?
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."
(QS. Al Ahzab: 58)
Biasanya ayat ini disebut saat membahas larangan menyakiti kaum muslimin, mengapa disebutkan dalam bab memuliakan Ulama?
Setelah menyebutkan ayat di atas Dr. Anas juga tidak memberikan komentar.
Namun, saya mencoba sedikit memahami bahwa:
Jika kita menyakiti mukmin biasa, itu sudah cukup besarnya dosa kita, lantas bagaimana jika yang kita sakiti mukmin sekaligus Ulamanya kaum mukminin.
Ulama itu jika kita tidak hormati, kitalah yang zalim, karena itu memang hak mereka. Lalu apalagi jika mereka kita zalimi, betapa zalimnya kita?
Setelah itu, Dr. Anas menyebutkan hadits Qudsi,
"Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya."
(HR. Bukhari, no. 190)
Karena para Ulama adalah waliyyullah, sebagaimana ucapan Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i, "Jika Ulama bukan waliyyullah, maka Allah tak memiliki wali."
Menzalimi Ulama bukanlah perkara biasa, ia mengundang kemurkaan Allah. Karena Allah langsung yang akan memerangi.
Semoga kita segera melihat kehancuran tirani yang zalim. Semoga Allah mencabik-cabik kekuasaan mereka yang memusuhi Ulama dan kaum muslimin.
Mereka telah tumpahkan darah orang-orang beriman, dan mereka akan melihat akibatnya.
Rabbana 'alaika Tawakkalna
#jeritanhati #ditengah #tirani
Buka juga :
0 Comments