Header Ads

Ikhlas, Mudah Diucapkan Tapi Sulit Dilaksanakan

Ikhlas, Mudah Diucapkan Tapi Sulit Dilaksanakan 


Ikhlas, Mudah Diucapkan Tapi Sulit Dilaksanakan


Belajar Ikhlas berharap janji Allah

Ada sebutan umum, orang yang Ikhlas adalah orang yg berjiwa besar. Mereka memiliki dua hati... Satu untuk menangis dan satu untuk bersabar.

Ikhlas dalam kehidupan sehari hari maknanya seolah absurd...Sangat mudah diucapkan sebagai kepasrahan semu, atau sekedar menerima segala sesuatu apa adanya dan cenderung tak berdaya.

Sesungguhnya dalam terminologi Islam, keIkhlasan adalah kesadaran yang merujuk pada memurnikan rasa, raga dan karya hanya kepadaNYA. Only one.

Ikhlas, Lillahi taala, hanya untuk ALLAH.

Ikhlas ialah menqasadkan kata-kata, amal usaha, jihad dan pengorbanan kita itu karena Allah dan menerapkan keridhaannya tanpa mengharap faedah, nama, gelar, pangkat, sanjungan, kedudukan duniawi.

Ikhlas ialah apabila seseorang itu melaksanakan tuntutan agama dan menjauhi larangan agama semata-mata karena mengharapkan keridhaan Allah dan takut kepada kemurkaan-Nya.

Ikhlas adalah niat semata-mata kerana Allah, karena menjunjung perintahNya, karena mengharap ridhaNya, karena mengikuti arahanNya, karena mentaatiNya dan karena patuh padaNya. KarenaNya yang satu.

Tujuannya hanya satu dan didorong oleh yang satu yaitu Allah. Mengabdikan diri karena Allah dan tidak dicampur atau bercampur selain Allah. Itulah ikhlas, dorongannya hanya satu.

Ikhlas sukar untuk dinilai. Ini adalah karena ikhlas adalah niat atau perasaan atau tujuan di dalam hati. Niat di hati adalah rahasia Allah yang tidak diketahui oleh siapa pun.

Dan ALLAH maha mengetahui niat, hasrat dan tujuan sebenarnya kita.

Tetapi walaupun rahasia, pada dasarnya kita mampu mendeteksinya.

Caranya ialah apabila orang memuji atau keji pada kita, kita merasa sama saja...Pujian tidak membanggakan dan kekejian tidak mengecewakan kita.

Itulah sebagian tanda ikhlas.

Bagi orang yang ikhlas, mereka tidak mengharapkan sesuatu melainkan keridhaan Allah.

Pernah suatu ketika di dalam peperangan,Saidina Ali r.a dilidahi mukanya oleh seorang musuh, terus dilepaskannya musuh tsb, dan tdk ada peluang untuk membunuh musuh tersebut.

Ketika ditanya kenapa dia melepaskan musuh tersebut, sedangkan musuh itu telah meludahi mukanya ?

Maka dijawab oleh Saidina Ali,

“Aku takut kalau-kalau pukulanku sesudah ludahnya itu adalah karena aku marah dan bukan karena Allah.”

Demikian contoh orang yang ikhlas yang sanggup menepikan kepentingan diri dalam usaha mencari keridhaan? Allah.

Inna solaa ti wa nu suki wamah yaa ya wa mamaa ti lillahi rob bil 'a lamin

Firman Allah,! "Katakanlah: Sesungguhnya solatku dan ibadatku dan hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkanhub semesta alam. (Al-An'am: 162)

Ikhlas dalam pemahaman LILLAHI TAALA bukanlah tanpa ganjaran. Pada prinsipnya manusia didiwajibkan membuat jembatan padaNYA.

Ada Janji Allah diujung jembatan itu. Yang akan didibukakan bagi siapa saja yang menitinya.

Itu hukum kepastian, hukum semesta. Hukum Allah sebagaimana memenjadikan hari yang terang setelah datang malam gelap.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan) yang lain. Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kau berharap (Qs. Al. Inryiuah 94:5-6).

For Lyn (berbagi kebaikan).


Buka juga :

Post a Comment

0 Comments