Di Hari Kiamat Semua Bintang Jatuh ke Bumi |
Sebelum kita membahas judul diatas kita harus pahami terlebih dahulu, apa dan bagaimana bintang itu diceritakan di dalam al quran.
Apabila kita cermati kosa kata al quran, tak ada dan tak akan pernah kita temukan istilah planet, justru yang ada hanya matahari, bulan, dan bintang-bintang, hanya itu.
Bintang bukanlah planet, bintang adalah bintang, matahari adalah matahari, dan bulan adalah bulan.
Setidaknya ada tiga maksud mengapa Allah menciptakan bintang di langit. Adapun maksud dari diciptakannya bintang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sebagai hiasan di langit, Allah swt berfirman :
إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِزِينَةٍ ٱلْكَوَاكِبِ
“Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang.” (As-Shaffat 37:6
2. Sebagai alat petunjuk arah baik di darat maupun di laut. Allah swt berfirman :
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلنُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Al-An’am 6:97)
3. Sebagai alat pelempar setan, Allah berfirman :
وَلَقَدْ زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَٰبِيحَ وَجَعَلْنَٰهَا رُجُومًا لِّلشَّيَٰطِينِۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ ٱلسَّعِيرِ
“Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.” (Al-Mulk 67:5)
Berkenaan dengan itu, dalam ayat lain Allah juga berfirman :
إِلَّا مَنْ خَطِفَ ٱلْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُو شِهَابٌ ثَاقِبٌ
“kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala. (As-Shaffat 37:10)
Begitulah al quran menerangkan pada kita bagaimana sebetulnya bintang itu diciptakan, dan tidaklah Allah menciptakannya dengan sia sia.
Setelah kita ketahui makna bintang , kita akan beralih pada sebuah pertanyaan sederhana bagaimana bintang dapat membuktikan bahwa bumi yang kita pijak adalah bulat atau datar?
Perlu diketahui bersama, konsep bumi datar sangat berkaitan erat dengan peristiwa hari kiamat (eskatologi). Oleh karena itu, pembahasan semacam ini sangat pas untuk mengurai apa sebetulnya rahasia yang ada dibaliknya.
Menurut kaum bumi bulat kiamat akan terjadi apabila antar planet saling bertubrukan dan saling menghantam satu sama lain. Sungguh suatu hal yang sangat bertentangan dengan apa yang disampaikan dalam al quran.
Karena ini akan menjadi sebuah permasalahan yang sangat serius – jika tak mau dikatakan sebagai sebuah pertentangan antara sains dan al quran – apabila dikaitkan dengan apa yang termaktub di dalam al quran.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Allah dalam firmannya bahwa bintang dihari kiamat akan jatuh ke bumi, Allah swt berfirman :
وَإِذَا ٱلنُّجُومُ ٱنكَدَرَتْ
“dan apabila bintang-bintang berjatuhan,” (At-Takwir 81:2)
Mayoritas ulama tafsir mengatakan bahwa bintang yang dimaksud ayat ini, adalah bintang yang pada hari kiamat, semuanya akan berjatuhan ke bumi.
Jika bintang lebih besar dari pada bumi, lalu mengapa Allah berfirman bintang di hari kiamat akan jatuh ke bumi, at takwir ayat 2
dari ayat ini bisa kita pastikan bahwa bintang itu ukurannya lebih kecil dari pada bumi. Karena tidak masuk akal apabila bintangnya lebih besar dari pada bumi.
Disisi lain, istilah jatuh berkaitan erat dengan arah atas dan bawah. Padahal kata bumi bulat, diangkasa tidak ada arah atas dan bawah. Lalu mengapa al qur’an menyebut kata jatuh pada bintang?
Suatu hal susah untuk bisa dimengerti jika kita menggunakan pendekatan konsep bumi bulat. Kecuali apabila bintangnya kecil dan buminya datar, maka baru bisa dimengerti. Dan ternyata pendekatan konsep bumi datar, lebih mudah untuk bisa memahami ayat ini. Allah swt berfirman:
وَإِذَا ٱلْكَوَاكِبُ ٱنتَثَرَتْ
“dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, (Al-Infithar 82:2)
Bahkan, bukan hanya jatuh, tapi bintangnya jatuh dalam keadaan berserakan, dan tak mungkin pula bisa sampai berserakan kecuali sudah mencapai lantai dasar, dan lantai dasar itu adalah bumi yang datar. Maka saat itulah cahayanya menjadi pudar dan lagi tak lagi bersinar. Allah SWT berfirman :
فَإِذَا ٱلنُّجُومُ طُمِسَتْ
“Maka apabila bintang-bintang dihapuskan,” (Al-Mursalat 77:8)
Apabila kaum bumi bulat masih bersikukuh dengan konsep bumi bulatnya. Lalu bagaimana cara mereka menjelaskan secara gamblang tentang ayat bintang jatuh ini. Sungguh al faqir sangat penasaran dengan pemaparan mereka jika dijelaskan dan dibenturkan dengan apa yang telah Allah firmankan dalam kitab suci Al-qur’an. Maha benar Allah dengan segala firmannya.
(wallahualam)
Buka juga :
0 Comments