Header Ads

Tanda Lemahnya Iman & Memperbaharui Islam

Tanda Lemahnya Iman & Memperbaharui Islam


Tanda Lemahnya Iman & Memperbaharui Islam



Assallamu allaikum wr wb Alhamdulillah Asha du anlla illa ha ilallah wa asha du anna Muhammaddarosulluloh Allohuma shalli alla Muhammad wa alla alihi wa sohbihi az main amma ba’du Alhamdulilah puji dan syukur hanya milik Allah shalawat dan salam semoga tetap selamanya untuk junjunan kita Baginda Rosullullah saw kepada keluarga sahabat dan para tabi’in dan tabiatnya serta pengikut sunnahnya sampai hari kiamat amiiiin.. Sedikit saya bahas tentang lemahnya iman dan cara memperbaharui iman kita semoga dengan penjelasan yang singkat ini kita semua bisa mengambil hikmahnya dari uraian-uraian yang saya paparkan dibawah ini, sekaligus mengamalkannya dan mengkaji serta mentafakuri dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa mengintropeksi diri apakah keadaan iman kita menurun atau naik Keimanan Manusia tidak seperti Malaikat, pun juga seperti Iblis La’natullah. Keimanan Manusia selalu dinamis, naik dan turun sebagaimana sabda Nabi Muhammad, “Al Imanu yajiidu wa yangus jadiidu” yang artinya : iman itu kadang naik dan kadang turun, maka perbaharuilah selalu iman itu.


Berikut tanda-tanda lemahnya iman seseorang :

  • Terus – menerus melakukan dosa dan tidak merasa bersalah.
  • Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca Al-Qur’an.
  • berlambat – lambat dalam melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan shalat.
  • Meninggalkan sunnah.
  • Memiliki suasana hati yang goyah, seperti bosan dalam kebaikan
  • Tidak merasakan apapun ketika mendengarkan ayat Al-Qur’an dibacakan, seperti ketika Allah mengingatkan tentang hukumanNya dan janji – janjiNya tentang kabar baik.
  • Kesulitan dalam berdzikir dan mengingat Allah.
  • Tidak merasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari’ah.
  • Menginginkan jabatan dan kekayaan.
  • Kikir dan bakhil, tidak mau membagi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah.
  • Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya.
  • Merasa senang ketika urusan orang lain tidak berjalan semestinya.
  • Hanya memperhatikan yang halal dan yang haram dan tidak menghindari yang makruh.
  • Mengolok – olok orang yang berbuat kebaikan kecil, seperti membersihkan masjid
  • Tidak mau memperhatikan kondisi kaum muslimin.
  • Tidak merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam.
  • Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya, seperti menangis dan meratap-ratap
  • Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan tanpa memiliki bukti.
  • Merasa asyik dan sangat tertarik dengan dunia, kehidupan duniawi seperti merasa resah hanya ketika kehilangan sesuatu materi kebendaan.
  • Merasa asyik (ujub) dan terobsesi pada diri sendiri.
Hal – hal berikut yang dapat meningkatkan keimanan kita.

Tilawatil Al-Qur’an dan mentafakuri maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi, maka Insya Allah hati kita akan lembut. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakinkan bahwa Allah sedang berbicara dengan kita.

Menyadari keagungan Allah, segala sesuatu berada dalam kekuasaannya banyak hal disekitar kita yang kita lihat, yang menunjukan keagungannNya kepada kita, segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendakNya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang bersembunyi dibalik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun.

Berusaha menambah pengetahuan, setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara berwudlu dengan benar, mengetahui arti dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang berilmu.

Menghadiri majelis-majelis dzikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majelis-majelis seperti itu.

Selalu menambah perbuatan baik, sebuah perbuatan baik akan mengantarkan kepada perbuatan baik lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Amal-amal kebaikan harus dilakukan secara kontinyu/terus-menerus.

Merasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita dari terlena terhadap kesenangan dunia.

Mengingat fase-fase kehidupan akhirat. Fase ketika kita diletakan dalam kubur, fase ketika kita diadili, fase ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di surga atau Neraka.

Berdo’a, menyadari bahwa kita membutuhkan Allah. Merasa kecil dihadapan Allah.

Cinta kita kepada Allah SWT harus kita tunjukan dalam aksi. Kita harus berharap semoga Allah berkenan menerima shalat-shalat kita dan senantiasa merasa takut akan melakukan kesalahan. Malam hari sebelum tidur seyogyanya kita bermuhasabah memperhitungkan perbuatan kita sepanjang hari itu.

Menyadari akibat dari berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan melakukan kebaikan dan menurun dengan melakukan perbuatan buruk.

Semua yang terjadi adalah karena Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita itupun dari Allah.

Semoga penjelasan saya diatas ada hikmahnya ada manfaatnya sehingga kita bisa mawas diri jangan sampai lupa diri sehingga menyebabkan kita menjadi kufur dan menjadi iman kita terkikis oleh nafsu kita yang tidak terkendali, mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita semua taufik hidayahnya dan kita bisa mengamalkan dan mengingatnya uraian diatas.

Kelebihan dan kekurangannya saya serahkan pada Allah semoga Allah mengampuni dosa saya Wassallamu allaikum warohmatullahi wabarokatuh


Buka juga :

Post a Comment

0 Comments