Penjuru Langit dan Bumi Tidak Bisa Ditembus |
Dalam salah satu surah ar rahman Allah swt menantang pada setiap manusia dan jin, dan kalau perlu mereka saling bekerja sama untuk menembus setiap penjuru langit dan bumi. Itu pun jika mereka mampu. Allah swt berfirman :
يَٰمَعْشَرَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ إِنِ ٱسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ فَٱنفُذُواۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَٰنٍ
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah). (Ar-Rahman 55:33)
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai pembahasan langit dan bumi tak bisa ditembus, kita akan membahas terlebih dahulu apa itu penjuru langit dan bumi?.
Ada satu hal yang menarik pada ayat di atas sebagaimana dikatakan dalam ayatnya “tembuslah penjuru langit dan bumi”. Istilah penjuru langit tentu tak ada yang mengesankan bagi kita, namun ada satu hal yang menarik disini, Allah swt tidak hanya mengatakan penjuru langit namun juga penjuru bumi.
…..ْ أَقْطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ….
“penjuru langit dan bumi”
Dalam potongan ayat ini Allah swt menggandengkan kata penjuru langit dengan bumi yang disambung dengan “wawu atof” (wawu penyambung) yang dimaknai dengan kata “dan”.
Hal ini mengindikasikan bahwa bukan hanya langit yang memiliki penjuru melainkan bumi juga mempunyai penjuru. Istilah penjuru dalam ayat di atas menggunakan lafadz اقطار berasal dari kata
القطر (ج اقطار)
Yang artinya adalah daerah, lingkungan, atau distrik (silahkan lihat di kamus al munawir edisi kedua hal. 1132).
Bisa juga diartikan sebagai penjuru, sisi atau batas wilayah. Pertanyaannya sekarang adalah adakah penjuru bumi jika buminya bulat?.
Ingat Allah swt bukan hanya mengatakan langit yang mempunyai penjuru tapi bumi pun juga mempunyai penjuru.
Jadi yang ingin saya katakan adalah bisakah konsep bumi bulat menjawab manakah penjuru bumi jika buminya bulat?.
Bukankah kalau buminya bulat tak ada yang namanya penjuru (sudut, pojok). Tentu kaum bumi bulat tak bisa menjawab hal itu.
Berbeda jika buminya datar, bumi datar mempunyai penjuru. Dalam konsep bumi datar buminya berbentuk bundar, seperti koin atau meja bundar, dengan demikian sangat mudah untuk mencari letak sudut lingkarannya.
Berbeda halnya dengan bumi bulat, bumi bulat tak mempunyai sudut karena bentuknya yang bulat. Sudut atau penjuru bisa dikatakan sebagai pojok dan bumi bulat tidak mempunyai pojok.
Misalnya, coba anda cari adakah yang namanya sudut bola?.
Tentu anda tak akan menemukan istilah itu, yang ada hanyalah sudut lingkaran dan lingkaran itu berbentuk bundar, bukan bulat.
Jika sudah bisa dipahami apa yang dimaksud dengan اقطار sekarang kita akan beralih pada persoalan langit dan bumi yang tak bisa ditembus. Mengapa saya mengatakan bahwa penjuru langit dan bumi tak bisa ditembus?. Pehatikan pada potongan ayat yang terakhir:
….لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَٰن…
“kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”
Karena itu, kaum bumi bulat berdalih bahwa teknologi jaman sekarang telah mampu menembus penjuru langit dan bumi dengan kemajuan teknologi yang dimiliki umat manusia.
Tapi tahukah Anda berita tentang manusia pertama, neil amstrong yang mendarat dibulan merupakan sebuah kebohongan. Mengapa kita sebagai umat muslim sangat yakin bahwa orang barat bisa menembus langit dan bumi?.
Apakah karena peralatan teknologi yang dimiliki mereka lebih canggih dari pada peralatan kaum muslimin, sehingga dengan mudahnya kita lebih mempercayai mereka dari pada kitab sucinya sendiri?.
Mengapa kita langsung percaya pada sains mereka dan mengabaikan qur’an yang selama ini kita pegang dan yakini?
Mengapa tidak ada kritik, bukankah ilmu pengetahuan yang asalnya dari manusia kebenarannya adalah tidak mutlak?.
Mengapa sains jaman now, yang mengatakan bahwa penjuru langit dan bumi bisa ditembus, disederajatkan sebagai firman Tuhan yang tak boleh sedikitpun bagi manusia untuk mengkiritisinya, membantahnya atau pun menentangnya?
Bukankah dalam ayat diatas Allah secara tegas telah berfirman bahwa penjuru langit dan bumi tak bisa ditembus kecuali dengan kekuatan-Nya, bukan kekuatan manusia.
Oleh karena itu, untuk menguatkan pendapat konsep bumi bulat, kaum bumi bulatpun berdalih seraya berkata bahwa yang dimaksud “bisulthon” disini adalah “pengetahuan” bukan kekuatan. Jika memang demikian, mari kita buka kamus bahasa arab adakah makna “bisulthon” diartikan sebagai ilmu pengetahuan?. Dalam kamus al munawir edisi kedua hal. 650 dikatakan bahwa
السلطان (ج. سلاطين(
Yang artinya sultan, pemerintahan, kekuasaan, pengaruh, dalil atau hujjah.
Satupun dalam kamus bahasa arab, tak ada yang mengartikan sulthon dengan ilmu pengetahuan kecuali kaum bumi bulat. Apabila mereka masih bersikukuh bahwa memang yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan mengapa Allah tidak berfirman :
..لا تنفذون الابعلم..
“tidak dapat menembusnya kecuali dengan ilmu pengetahuan”
Mengapa Allah tidak menggunakan “ilmu pengetahuan” mengapa menggunakan “bisulthon”?. Allah menggunakan kata “sulthon” dimana kata sulthon juga bisa diartikan sebagai sultan, dimana sultan juga bisa berarti seorang raja yakni penguasa atau pemerintah.
Dengan begitu, itu artinya Allah hendak menunjukkan bahwasanya manusia tidak bisa menembusnya kecuali dengan izin-Nya, dengan wewenang-Nya, dengan kekuatan-Nya, dan juga kuasa-Nya.
Tantangan Allah kepada jemaah jin dan manusia untuk menembus penjuru langit dan bumi dalam surat ar rahman ayat 33 tak ubahnya dengan tantangan-Nya dalam surat :
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِۧ وَٱدْعُوا شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Al-Baqarah 2:23)
Allah swt menantang bagi siapapun yang meragukan kebenaran al qur’an untuk membuat al qur’an yang semisalnya. Dan tentu saja tak ada yang bisa membuatnya kecuali dengan kuasa-Nya .
Karena itu, tantangan Allah dalam surat ar rahman ayat 33, juga selaras dengan tantangan Allah dalam surah al baqarah ayat 23 bahwa tak ada yang bisa menembus penjuru langit dan bumi, bahkan NASA sekalipun yang digembar-gemborkan telah mendaratkan manusia di bulan meski pada kenyaataannya itu adalah suatu hal yang tidak benar.
Lalu siapakah yang akan kita percayai sekarang, firman Allah yang termaktub di dalam al quran ataukah klaim mereka yang telah bisa menembus langit dan bumi?.
Pilihan kembali kepada diri kita masing masing, jika iman kita kuat tentunya kita akan lebih mengimani al quran dari pada pernyataan mereka sebagai manusia.
(wallahualam)
Buka juga :
0 Comments