Header Ads

Gugurnya Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib

Gugurnya Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib


Gugurnya Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib



HABIB UMAR BERCERITA


Kisah Mengharukan Tentang Gugurnya Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib


Perhatikanlah perjuangan Sayidina Ja’far bin Abi Thalib, ketika tangan kanannya putus, ia genggam bendera perang di tangan kirinya. Ketika tangan kirinya putus, ia rangkul bendera itu dengan kedua lengannya. Ia tidak rela melihat bendera Muhammad Sollallahu alaihi wasallam jatuh.


Ia terluka dengan delapan puluh tusukan di bagian depan tubuhnya. Semua luka itu ada di bagian depan tubuhnya. Mengapa?


Karena beliau maju terus pantang mundur. Semoga Allah meridhoinya.


Para sahabat memikul tubuhnya yang penuh luka itu. “Minumlah air ini,” kata seorang sahabat. “Aku puasa,” jawabnya lemah.


Padahal saat itu cuaca sangat panas, di medan jihad, dalam kancah peperangan. “Berbukalah hari ini dan berpuasalah di hari lain, lukamu sangat parah,” bujuk sahabat-sahabatnya. “Aku ingin berbuka di surga.” Dan beliau pun akhirnya berbuka di surga.


Sayidina Muhammad Sollallahu alaihi wasallam yang saat itu sedang duduk bersama para sahabat di Madinah tiba-tiba menengadahkan wajahnya ke langit dan menjawab salam:


ُﻪُﺗﺎَﻛَﺮَﺑَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ ُﺔَﻤْﺣَﺭَﻭ ُﻡَﻼَّﺴﻟﺍ َﻚْﻴَﻠَﻋَﻭ


Semoga keselamatan, ) rahmat Allah dan berkah-Nya juga menyertaimu. Beliau kemudian terlibat dalam pembicaraan. Para sahabat yang menyaksikan peristiwa itu terdiam, menundukkan kepala.


Salah seorang dari mereka kemudian bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang engkau ajak bicara?” “Ja’far bin Abi Thalib datang mengunjungiku bersama jutaan malaikat. Allah


mengganti kedua tangannya dengan dua buah sayap. Ia dapat terbang ke mana pun ia suka di surga,” jawab Nabi.


Perhatikanlah, Allah telah memerintahkan untuk mengawalnya ke surga, namun ia merindukan Nabinya. Ia ingin menemuinya lebih dahulu.


Surga dan segala kenikmatannya tidak melalaikannya dari nabi kecintaannya.


“Aku ingin mengucapkan salam kepada kekasihku, aku ingin berada dekat dengan nabiku, aku ingin melihat rasul-Mu yang melaluinya aku memperoleh hidayah,” kata Ja’far. Ruhnya datang ke Madinah mengunjungi nabi dan mengucapkan salam kepada beliau. Sebab, memandang wajah Nabi SAW dapat membuat hatinya menjadi tentram.


ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿ! ﻋَﻠﮱ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪ


Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad, Wa'ala Aa Lii Sayyidina Muhammad.


“ Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad "


Al Fatihah ilaHadrotinNabiyyilMustafa Muhammad ﷺ wa ala aalihi wa sohbihi wa baarik wa salim . al fatihah.


We Love Allah سُبْحَانَهُ وتَعَالَى and RasulAllah ﷺ



Buka juga :

Post a Comment

0 Comments